Sebuah pertanyaan mungkin akan bersarang dalam pikiran mahasiswa baru Teknologi Pendidikan, bahkan beberapa mahasiswa yang telah memasuki tahun ke-2 atau semseter ke-3 Teknologi Pendidikan tentang “apa sebenarnya Teknologi Pendidikan itu dan akan jadi apa seorang sarjana dari Teknologi Pendidikan”. Dalam makalah ini, penulis akan memberikan pengarahan pada beberapa mahasiswa tentang profesi atau pekerjaan yang akan di ambil oleh seorang sarjana Teknologi Pendidikan yang sebenarnya, agar mereka tidak terus-terusan berlarut dalam kebingungan setelah mengikuti beberapa mata kuliah pada jurusan ini.
Sebenarnya bagi mahasiswa yang mau berfikir dan mencari ilmu lebih mendalam, setiap ilmu yang diberikan memiliki satu profesi tersendiri dan mampu mengembangkan kreatifitas individu. Namun sayangnya mahasiswa sekarang, meskipun tidak semuanya, mereka banyak yang menilai bahwa ilmu yang diberikan melalui mata kuliah yang ada pada jurusan tersebut adalah sia-sia. Karena setelah mereka menyelesaikan kuliah selama empat tahun masih sulit dalam mendapatkan pekerjaan di karenakanan sempitnnya lapangan pekerjaan buat mereka. Begitu pula dengan dirubahnnya sistem pembelajaran disekolah dengan adannya perubahan kurikulum 2013 yang menghapuskan mata pelajaran TIK ini menjadi sebuah pertanyaan yang besar buat calon sarjana muda Teknologi pendidikan pekerjaan apa yang harus mereka ambil ketika mata pelajaran TIK sudah dihapuskan ?. kemudian bagaimana nasib mereka ketika sudah menyelesaikan kuliahnya apakah menjaddi seorang penganggur karena sudah tidak ada guru TIK lagi ?. maka dari itu makalah ini disusun untuk memberikan penjelasan tentang profesi-profesi apa saja yang bisa di ambil oleh sarjana teknologi pendidikan sehingga mereka tidak hanya terfokuskan  ketika sudah lulus hanya menjadi seorang guru TIK saja.
Pengertian Teknologi Pendidikan

Teknologi pendidikan adalah suatu bidang yang berkepentingan dengan memfasilitasi belajar pada manusia melalui usaha sistematik dalam identifikasi, pengembangan, pengorganisasian, dan pemanfaatan berbagai sumber belajar serta dengan pengelolaan atas keseluruhan proses tersebut. (AECT,1972:36).  Definisi pada tahun 1972 ini berusaha untuk mengidentifikasi teknologi pendidikan sebagai suatu bidang (Ely,1972). Suatu karakteristik definisi 1972 adalah keputusan untuk menetapkan komunikasi audiovisual sebagai suatu bidang studi. Ketentuan ini mengembangkan gagasan bahwa teknologi pendidikan merupakan suatu profesi.
 
Definisi AECT 1977. Definisi resmi lengkap tertulis sepanjang 16 halaman. Dan berikut ini ringkasanya.Teknologi pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, gagasan, sarana dan organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang, melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar pada manusia. (AECT,1977:1). Definisi pada tahun 1977 ini berusaha mengidentifikasikan teknologi pendidikan sebagai suatu teori, bidang dan profesi.
Kalau kita mengacu pada definisi teknologi pendidikan menurut AECT tahun 2004, maka teknologi pendidikan adalah teori dan praktek dalam merancang, mengembangkan, memanfaatkan, mengelola dan mengevaluasi proses dan sumber belajar. Oleh karena itu, kawasan bidang garapan teknologi pendidikan adalah seperti digambarkan dalam diagram Gambar 2.1.

Gambar kawasan teknologi pendidikan diatas merupakan rangkuman wilayah utama yang merupakan dasar pengetahuan bagi setiap kawasan. Jadi seorang sarjana teknologi sebelum mereka mencari profesi apa yang harus mereka ambil setelah lulus dari kuliahnya mereka harus mengetahui atau faham betul tentang kawasan-kawasan bidang garapan untuk mereka sebagai seorang teknolog sehingga mereka bisa menentukan atau memilih profesi apa yang akan mereka ambil nanti yang sesuai dengan keahlian mereka masing-masing, jadi mereka bisa menjadi profesi seperti di bawah ini:
1. Desain/Perancang proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi perancangan sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran dan karakteristik pembelajar; 
2. Pengembang proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi pengembangan teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi berbantuan komputer dan teknologi terpadu lainnya.
3. Pemanfaat/pengguna proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi pemanfaatan media pembelajaran, implementasi dan institusionalisasi model inovasi pendidikan, serta penerapan kebijakan dan regulasi pendidikan.
 
4. Pengelola proses dan sumber belajar; dengan lingkup pekerjaan meliputi pengelolaan proyek, pengelolaan aneka sumber belajar, pengelolaan sistem penyampaian, dan pengelolaan sistem informasi pendidikan 
5. Evaluator/peneliti proses dan sumber belajar; dengan lingkup pekerjaan meliputi melakukan analisis masalah, pengukuran acuan patokan, evaluasi formatif, evaluasi sumatif dan penelitian kawasan pendidikan. 
Profesi Teknologi Pendidikan
Pekerjaan para teknologi pendidikan biasanya ditentukan oleh struktur dan tujuan dari suatu lingkungan kerja tertentu dengan merujuk pada aturan dan pola jabatan lembaga tersebut. Sells dan Glasgow (1990) menguraikan pangsa pasar kerja dengan membedakan dua peran, yakni peneliti dan praktisi. Peneliti yang berkarya di lembaga akademik mungkin berkepentingan dengan setiap kawasan, namun biasanya mereka mengkhususkan diri pada satu atau dua bidang minat. Di sekolah atau lembaga pelatihan, kebanyakan peneliti terlibat dalam penelitian evaluatif.
Praktisi mungkin saja menaruh perhatian pada setiap kawasan dalam bidang teknologi pendidikan. Namun mereka cenderung mengkhususkan diri pada ke dalam lingkup yang terbatas. Meskipun juga ada generalis, namun lingkup teknologi pendidikan yang sangat luas tidak memungkinkan seseorang untuk menguasai keahlian dalam setiap kegiatan dalam kawasan. Keadaan ini berlaku baik bagi teoritisi maupun praktisi. Kebanyakan teknolog pendidikan mempunyai pekerjaan yang menuntut keahlian khusus dalam satu atau dua bidang, misalnya desain dan pengembangan teknologi tertentu, atau pemanfaatan media.
Contoh, seorang perancang pembelajaran bekerja sebagai pegawai negeri dengan tugas khusus dalam pembuatan modul pembelajaran berbasis komputer. Pekerjan ini memerlukan keahlian yang berjenjang, mulai jenjang dasar, menengah, dan lanjut atau mahir. Kerangka kerja ini mungkin diperluas secara menyeluruh dengan sedikit modifikasi. Misalnya seorang praktisi mungkin merupakan manajer yang berkepentingan dengan semua kawasan secara umum, meskipun secara khusus hanya kawasan yang berkaitan dengan pemanfaatan dan pengelolaan.
Penamaan jabatan itu sendiri berbeda-beda dalam setiap lembaga, bahkan dalam suatu lingkungan kerja yang sama. Dalam lingkungan sekolah, orang-orang yang mempunyai keahlian dalam merancang mungkin menjabat sebagai guru, kepala sekolah, atau spesialis kurikulum. Dalam lingkungan lembaga pelatihan, orang dengan keahlian merancang pembelajaran mungkin disebut dengan jabatan sebagai perancang, tetapi mungkin saja dengan nama jabatan lain. Rothwell dan Kazanas (1992) mengidentifikasi penamaan jabatan alternatif dengan sebutan teknolog kinerja, pengembang pembelajaran, penyedia proyek, spesialis pendidikan, pendidik karyawan, pelatih, teknolog pembelajaran, atau spesialis sistem pembelajaran. Nama jabatan yang tampaknya mapan adalah yang berasal dari tradisi fungsional bidang studi, yaitu ahli media (di sekolah). Untuk memenuhi kualifikasi dalam pekerjaan (apapaun nama jabatannya) seorang harus menguasai satu atau lebih kawasan dalam bidang teknologi pendidikan
Pada saat ini dengan latar belakang dan tempat kerja para praktisi yang beragam, mempengaruhi perkembangan keyakinan, nilai-nilai, serta prioritas dalam bidang. Perubahan dalam keyakinan dan nilai-nilai ini dipercepat baik dari sisi tujuan maupun sumber dalam lingkungan kerja tertentu. Dampak seperti ini jelas dapat terlihat dalam bidang teknologi pendidikan, yaitu dengan terjadinya perubahan besar dalam latar pekerjaan para teknolog/ilmuwan pembelajaran.
Profesi, Bidang pekerjaan, atau bidang keilmuaan dan keahlian yang dapat diisi oleh lulusan program teknologi pendidikan di berbagai latar kerja dapat ditunjukkan dalam gambar berikut (Sells, 1994)
PROFESI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

KESEHATAN

PEMERINTAHAN

SEKOLAH/PT

BISNIS DAN INDUSTRI

TEMPAT IBADAH, RUMAH, DAN MASYARAKAT
Gambar 5 : Pilihan Pekerjaan bagi Lulusan Teknologi Pendidikan
Meluasnya pilihan lapangan pekerjaan teknolog pendidikan mempunyai dampak yang sangat berarti bagi bidang. Yang terpenting adalah perluasan pilihan dalam sektor pelatihan swasta. Sekarng ini di berbagai negara, tugas pelatihan mempersyaratkan pendidikan lanjutan dalam bidang teknologi pendidikan. Ely (1992) mengungkapkan adanya kecenderungan kegiatan pengembangan lebih banyaknya kegiatan pengembangan pendidikan/pembelajaran di latar luar sekolah dibandingkan dengan di sekolah. Kecenderungan ini telah banyak berlangsung sekitar satu dasawarsa yang lalu, nampaknya akan terus terjadi. Meskipun demikian spesialis media di sekolah masih merupakan standar pada kebanyakan lembaga persekolahan, dan mereka itu lazimnya mempengaruhi perancangan dan implementasi kurikulum. Berdasarkan perspektif banyak orang dalam bidang, perubahan dramatis tersebut belum dalam arti adanya perubahan dalam pelaksanaan teknologi pendidikan di seluruh dunia. Di berbagai negara khususnya di perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat kehadiran teknolog pendidikan amat penting dalam meningkatkan kinerja sumber daya manusia perusahaan. Mereka banyak mengirimkan tenaga (bidang human resources development/HRD) untuk menempuh pendidikan lanjutan ke bidang teknologi pendidikan. Di negara-negara berkembang dalam menentukan arah pembangunan pendidikan banyak melalui teknologi pendidikan. Kanada dan Belanda, demikian juga di Indonesia mempunyai program akademik teknologi pendidikan di perguruan tinggi. Perluasan praktek teknologi pendidikan itu tidak hanya memberi dampak pada struktur dasar bidang studi. Kelima kawasan teknologi pendidikan/pembelajaran masih tetap sesuai dengan konteks masing-masing konteks kerja. Pengaruh lapangan kerja itu pada umumnya meliputi sumber yang digunakan, isi yang digarap, dan kadang-kadang proses yang dilaksanakan. Variasi ini mungkin mempengaruhi peran, fungsi, dan produk.
Nasib Teknologi Pendidikan dengan di hapusnya pelajaran TIK
Dengan adannya perubahan pada kurikulum 2013 dengan dihapuskannya pelajaran TIK apakah dengan permasalahan tersebut menjadi suatu kendala bagi seorang lulusan Teknologi pendidikan yang tidak mendapatkan suatu lapangan pekerjaan untuk menjadi guru TIK karena mata pelajaran tersebut telah dihapus. Tidak, sama sekali dengan dihapuskannya mata pelajaran TIK tidak berpengaruh pada lulusan Teknologi Pendidikan, Kondisi itu hanya berpengaruh pada mereka yang nota bene atau statusnya sebagai guru TIK. Karena dengan perubahannya kurikulum 2013 yaitu mata pelajaran TIK dihapus namun setiap mata Pelajaran harus berbasis atau menggunakan suatu teknologi atau media. Karena program studi teknologi pendidikan, tidak bertujuan untuk menghasilkan lulusan sebagai guru TIK. itu hanya beberapa program studi, yang melihat peluang adanya kebutuhan guru TIK, terus membuka konsentrasi yang menyiapkan lulusannya menjadi guru TIK. Padahal asbabunujul berdirinya disiplin ilmu teknologi pendidikan, bukanlah untuk itu.
Kalau Anda lihat, standar kompetensi lulusan program studi Teknologi Pendidikan menurut AECT (2005), setidaknya ada dua keahlian. Pertama, lulusan Teknologi Pendidikan dapat menjadi seorang school media specialist alias ahli media pembelajaran. Fungsinya adalah membantu sekolah mengoptimalkan mutu pembelajaran dengan mengembangkan (analisis, desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, evaluasi media pembelajaran dan sumber-sumber belajar yang tepat). Begitu. Kedua, lulusan Teknologi Pendidikan dapat menjadi seorang instructional system designer alias ahli desain sistem pembelajaran. Keduanya, sebenarnya bisa bekerja di persekolahan maupun non-persekolahan seperti lembaga diklat, perusahaan, dan isntitusi lain.Begitu pula kawansannya. Jangan sempitkan makna disiplin ilmu teknologi pendidikan sebagai calon guru TIK. Mereka yang memutuskan untuk membuka konsentrasi Teknologi Pendidikan sebagai calon guru TIK, adalah keputusan yang pragmatis dan salah. Secara konseptual, lulusan Teknologi Pendidikan akan menjadi seorang teknolog pembelajaran. Boleh berkonsentrasi di instructional/training system design, e-elarning system design, dan instructional media specialis