Ada sebuah pepatah mengatakan, bahwa suatu negara yang maju dan menjadi kuat apabila didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten. Sampai saat ini Indonesia terus mengahadapi tantangan yang tidak akan kunjung terselesaikan, yaitu pengembangan kualitas sumber daya manusia. Sesungguhnya sejak awal berdirinnya negara Indonesia ini arti penting bagi pendidikan mencerdaskan kahidupan bangsa sudah sangat disadari oleh para pendiri bangsa, yang kemudian dituangkanya kedalam UUD 1945 pasal 31, yang dengan tegas mengamanatkan bahwa “setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”. Terwujudnya amanat ini seharusnya menjadi prioritas perhatian pemerintah dan masyarakat.
Perkembangan dan perubahan masyarakat Indonesia yang cepat, ditambah lagi dengan pesatnya perubahan global, memunculkan berbagai tantangan yang mengakibatkan kebutuhan pendidikan menjadi lebih intens baik dalam jenjang dan ragamnya. Lapangan kerja dewasa ini yang membutuhkan sumber daya manusia dengan kemampuan khusus yang semakin bervariasi, demikian pula mereka yang tinggal dipelosok dan mereka yang tidak dapat meninggalkan suatu pekerjaanya. Dengan belajar secara tatap muka, sistem pendidikan konvensional tidak mampu untuk dengan cepat menyediakan akses pendidikan, khususnya pendidikan tinggi, kepada berbagai kelompok masyarakat yng membutuhkan pendidikan tetapi terikat oleh keterbatasan tertentu, baik yang bersifat geografis maupun ketiadaan kesempatan. Berbagai kondisi seperti tidak dapat meninggalkan suatu pekerjaan, atau jarak yang jauh dari institusi pendidikan, seringkali menjadi penghambat untuk melanjutkan pendidikan. Sistem pendidikan jarak jauh dinilai memberikan suatu kemungkinan untuk dapat menyediakan akses pendidikan yang luas menjangkau seluruh wilayah Indonesia, dengan investasi yang lebih murah dibandingkan dengan harus mendirikan sebuah perguruan tinggi baru. Sistem pendidikan jarak jauh ini telah banyak dikenal dan digunakan oleh berbagai negara, seperti : India, Thailand, Korea, Inggris, negara negara tersebut sudah lama menyelenggarakan pendidikan jarak jauh. Dan pada tahun 1984 Indonesia menyelenggarakan sistem pendidikan jarak jauh degan didirikanya Universitas Terbuka, dengan tujuan utama yaitu menyediakan akses pendidikan tinggi bagi lulusan sekolah menengah dan menyediakan program peningkatan kualifikasi bagi tenaga profesional, khususnya guru.
Kegiatan proses pembelajaran jarak jauh disini dimaksdukan yaitu antara peserta didik dan guru atau instruktur terpisah oleh jarak, sehingga perlu ada upaya tertentu untuk mengatasinya. Belajar jarak jauh sudah mengalami revolusi dari yang pertama masih menggunakan jasa pos, dan revolusi yang kedua dengan menggunakan media audiovisual dan program pelatihan berbasis komputer. Dan yang sekarang ini sudah menggunakan telekomunikasi yang sudah tentu produk teknologi canggih seperti e-learning. Sehingga proses kegiatan belajar mengajar dapat dilaksanakan dimana saja dan kapan saja tanpa harus dibatasi oleh ruang, waktu dan tempat.
Pengertian E-Learning
E-learning merupakan suatu teknologi informasi yang relatif baru di indonesia.
E-learning terdiri dari dua kata atau bagian, yaitu ‘e’ yang merupakan singkatan dari electronic dan learning yang berarti pembelajaran. Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika, khususnya perangkat komputer. Karena itu, maka e-learning sering disebut pula dengan online course (Dewi Salma, 2007: 197).
E-learning singkatan dari electronic learning merupakan istilah populer dalam pembelajaran online yang berbasis internet dan intranet. Teknologi e-learning ini merupakan sebuah teknologi yang dijembetani oleh teknologi internet, yang membutuhkan sebuah media untuk dapat menampilkan materi-materi dan pertanyaan-pertanyaan dan juga membutuhkan fasilitas komunikasi untuk dapat saling bertukar informasi antara peserta dengan pengajar. Bentuk e-learning sendiri cukup luas, hal ini dikarenakan setiap portal yang berisi informasi tentang ilmu pengetahuan sudah bisa dikatakan sebagai e-learning. E-learning menghasilkan kegiatan proses belajar mengajar menjadi efektif dengan cara menggabungkan materi secara digital dari dukungan dan layanan dalam belajar.              Jadi disini dimaksudkan e-learning merupakan suatu jaringan yang membuatnya mampu memperbaharui secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi. Kemudian e-learning ini dikirimkan kepada pengguna melalui komputer yang menggunakan standar teknologi internet. Namun e-learning ini tidak hanya difokuskan dengan keterpisahan antara peserta didik dengan pengajar secara fisik bahkan lintas geografis, karena dalam penggunaan e-learning itu sendiri dapat mengembangkan proses pembelajaran secara bertatap muka tradisional menjadi sistem pembelajaran yang fleksibel.
Kelebihan dan Kekurangan E-Learning
            Menyadari bahwa di internet dapat ditemukan berbagai informasi dan informasi itu dapat diakses secara lebih mudah, kapan saja dan dimana saja, maka pemanfaatan internet menjadi suatu kebutuhan. Bukan itu saja, pengguna internet bisa berkomunikasi dengan pihak lain dengan cara yang sangat mudah melalui berbagai teknik seperti e-moderating yang tersedia di internet.
            Dengan mengambil contoh SMART School di Malasyia, setiap introduksi suatu teknologi pendidikan tertentu yang baru seperti pemanfaatan internet. Pihak pengelola SMART School beranggapan bahwa penggunaan ICT khususnya internet bisa mendorong murid menjadi lebih aktif belajar, dimungkinkan adanya berbagai variasi yang dapat dilakukan dalam proses belajar dan mengajar, diperolehnya keterampilan yang berganda dan dicapainnya efesiensi. Sekolah- sekolah percontohan dengan menggunakan perangkat teknologi informasi ini menjadi model yang dilaksanakan oleh berbagai negara tetangga kita. Di Singapura ada ‘Excellent School’, di Thailand ada ‘Progressive School’, di Filipina ada ‘Pilot School’, dan sebagainnya.
            Dari berbagai pengalaman dan juga berbagai informasi yang tersedia di literatur, memberikan petunjuk tentang kelebihan menggunakan E-Learning, khususnya dalam pendidikan jarak jauh, antara lain dapat disebutkan sebagai berikut :
a.       Tersediannya fasilitas e-moderating dimana guru dengan siswa, siswa dengan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui internet, kapan saja kegiatan itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, waktu, dan tempat.
b.      Pemakai dapat menggunakan aplikasi e-learning  dimanapun juga selagi masih tersambung dengan internet tanpa dibatasi jarak, tempat dan waktu.
c.       Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan dimana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar yang tersimpan di komputer
d.      Berubahnya peran siswa dari yang biasannya pasif menjadi aktif.
e.       Relatif lebih efesien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi atau sekolah konvensional, bagi mereka yang sibuk bekerja, dan lain sebagainnya.
f.       Materi yang disajikan di e-learning selalu up to date karena adannya dorongan untuk mencari referensi yang ada di Internet sambil akses e-learning
g.      Baik guru dengan siswa atau siswa dengan siswa dapat melakukan diskusi melalui internet tanpa dibatasi oleh ruang, waktu dan tempat.
Walaupun demikian  pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau yang sering disebut dengan e-learning juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Berbagai kritik antara lain dapat disebutkan sebagai berikut :
a.       Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antara siswa itu sendiri. Dengan kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values  dalam proses belajar dan mengajar.
b.      Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknikpembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT.
c.       Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang cukup tinggi cenderung akan gagal dalam pembelajaran.
d.      Kurangnya mereka yang mengetahui dan memiliki keterampilan tentang internet.
e.       Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet namun sekarang sudah bisa diatasi dengan modem.
Faktor yang Perlu diperhatikan dalam Memanfaatkan E-Learning
            Menurut para ahli pendidikan dan ahli internet menyarankan beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum seseorang memilih internet sebagai kegiatan pembelajaran atau yang disebut dengan e-learning, antara lain sebagai berikut :
a.       Analisis kebutuhan (Need Analysis). Dalam tahapan awal, satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah apakah memang memerlukan e-learning. Pertanyaan ini tidak dapat dengan perkiraan atau dijawab berdasarkan saran dari orang lain. Melainkan setiap lembaga menentukan teknologi pembelajaran sendiri yang berbeda satu sama lain. Untuk itu perlu diadakan analisis kebutuhan yang mencakup studi kelayakan, baik secara teknis, ekonomis, maupun sosial.
b.      Rancangan instruksional yang berisi tentang isi pelajaran, topik, satuan kredit, bahan ajar dan kurikulum.
c.       Evaluasi, yaitu sebelum program dimulai, ada baiknya dicobakan dengan mengambil beberapa sampel orang yang dimaintai tolong untuk ikut mengevaluasi.
Oleh karena itu, perlu diciptakan bagaimana semuannya mempunyai sikap yang positif terhadap media internet dan perangkatnya sehingga penggunaan teknologi bisa mempercepat pembangunan.
Selain hal-hal sebagaimana tersebut diatas, ada empat hal yang perlu dipersiapkan sebelum pemanfaatan internet untuk e-learning, yaitu :
1.      Melakukan penyusaian kurikulum;
2.      Melakukan variasi cara mengajar untuk mencapai dasar kompetensi yang ingin dicapai dengan bantuan komputer;
3.      Melakukan penilaian dengan memanfaatkan teknologi yang ada;
4.      Menyediakan material pembelajaran seperti : buku, komputer, multimedia, dan studio yang memadai;.
Fungsi E-Learning dalam Kegiatan Pembelajaran di Kelas
            Pada umumnya proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan e-learning ini dilakukan outdoor atau di luar ruangan kelas, hal ini dikarenakan kelebihan dari e-learning itu sendiri yang mampu melakukan kegiatan pembelajaran dimanapun dan kapanpun tanpa dibatasi dengan ruang, waktu dan tempat, selagi masih tersambung dengan internet.
            Namun untuk kali ini akan dijelaskan fungsi pembelajaran electronic terhadap kegiatan pembelajaran didalam kelas, fungsi e-learning yang digunakan di dalam kelas itu ada tiga, yaitu sebagai suplemen yang sifatnya opsional, pelengkap, atau pengganti (lantip diap prasojo, 2011: 223).
a).   Sumplemen
Dikatakan sebagai suplemen, apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Meskipun sifatnya yang opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
b).   Komplemen
          Dikatakan sebagai komplemen (pelengkap), apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik didalam kelas. Dikatakan komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi pengayaan yang mana, peserta didik dapat dengan cepat memahami atau menguasai materi pembelajaran yang disampaikan guru dengan cara tatp muka, kemudian lebih dimantapkan lagi materi tersebut dengan cara mengakses didalam e-learning tersebut.          
c).    Subtitusi
Beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran/perkuliahan kepada para mahasiswa atau para peserta didiknya. Tujuannya agar para mahasiswa dapat secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktivitas lain sehari-hari mahasiswa. Ada tiga alternatifmodel kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih peserta didik, yaitu :
1.      Sepenuhnya secara tatap muka
2.      Sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet
3.      Sepenuhnya melalui internet
Alternatif manapun yang akan dipilih mahasiswa, tidak menjadi masalah dalam penilaian. Karena ketiga model penyajian materi perkuliahan mendapat pengakuan atau penilaian yang sama.
Pemanfaatan E-Learning dalam Pendidikan
            E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan materi pelajaran. Demikian juga interaksi antara peserta didik dengan dosen/guru/instruktur, maupun antara sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri peserta didik. Guru atau instruktur dapat memberikan materi pelajaran, tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik di dalam web dan bisa diakses oleh para peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan, guru atau instruktur dapat pula memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengakses bahan ajar tertentu maupun soal-soal ujian yang hanya dapat diakses oleh peserta didik sekali saja dan dalam rentangan waktu tertentu pula.
            Secara lebih rinci, manfaat e-learning dalam pendidikan dapat dilihat dari dua sudut, yaitu dari sudut peserta didik dan dari sudut guru/dosen.

a)        Sudut Peserta Didik
Dengan kegiatan e-learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya, peserta didik dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Peserta didik juga dapat berkomunikasi dengan guru atau dosen setiap saat. Ketika fasilitas infrastruktur tidak hanya tersedia didaerah perkotaan saja, tetapi sudah menjangkau daerah kecamatan dan pedesaan, maka e-learning akan memberikan manfaat bagi peserta didik yang belajar di sekolah-sekolah terpuruk didaerah pedesaan untuk mendapatkan bahan materi pembelajaran yang tidak mereka dapatkan di sekolahan mereka, kemudian peserta didik bisa mengikuti program pendidikan keluarga dirumah atau yang disebut dengan home schoolers, dan juga bagi mereka yang merasa phobia dengan keramaian disekolah, yang putus sekolah tapi masih memiliki semangat yang tinggi untuk melanjutkan pendidikanya, atau mereka yang terbiasa sebagai peserta didik yang pasif dalam proses pembelajaran dengan e-learning mereka akan menjadi peserta didik yang aktif, disamping itu pula manfaat bagi peserta didik yaitu mereka yang tidak mampu bersekolah konvensional untuk mendapatkan pendidikan.

b)       Sudut Guru atau Dosen
Dengan adanya kegiatan e-learning beberapa manfaat yang diperoleh guru, dosen, atau infrastruktur antara lain adalah dapat lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terus terjadi, kemudian dapat mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif lebih banyak, dan juga dapat mengontrol kegiatan proses belajar peserta didik bahkan guru, dosen atau infrastruktur dapat mengetahui peserta didiknya belajar, topik apa yang dipelajari, berap lama topik atau bahan pembelajaran tersebut dapat dipelajari, serta berapa kali topik tersebut dipelajari, selain itu pula guru atau dosen dapat memberikan soal-soal atau tugas kepada peserta didiknya serta dapat mengecek apakah tugas tersebut sudah dikerjakan apa belum, dan yang terakhir guru atau dosen dapat memeriksa atau mengoreksi hasil pekerjaan tugas yang telah dikerjakan oleh peserta didik sekaligus memberikan nilai hasil dan memberitahukan hasilnya kepada peserta didik tanpa harus bertatap muka.