4 Desember 2015

Rabu, 25 November 2015 HMJ Teknologi Pendidikan FIP UNDIKSHA  kembali menggelar Malam Gelar Seni  sebagai puncak HUT Jurusan Teknologi Pendidikan ke-17. Serangkaian acara yang dilaksanakan untuk memeriahkan ulang tahun  Jurusan Teknologi Pendidikan ini terdiri dari Lomba MPP (Media Presentasi Pembelajaran Tingkat Guru SMP Se-Provinsi Bali 28 September 2015 bertempat di Gedung Seminar UNDIKSHA , Revisi Mading (27 Oktober 2015), Nonton Bareng Sinematografi Pendidikan Karya Mahasiswa TP di Gedung Aula PGSD pada tanggal 29 Oktober 2015,  Bakti Lingkungan di lingkungan Jurusan TP sekitaran FIP tanggal 1 November 2015, Bakti Sosial di Panti Asuhan Narayan Seva tanggal 8 November 2015, Jalan Santai dengan rute Depan Gedung Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UNDIKSHA → Jalan Udayana → Jalan Pramuka→Jalan A. Yani → Jalan Dewi Sartika Selatan → Depan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UNDIKSHA) 15 November 2015, Bazzar 16-18 November 2015, Lomba Fotografi, MPP dan Logo HMJ Tingkat Mahasiswa Teknologi Pendidikan tanggal 20 November 2015, Kejuaraan Futsal  di Singaraja Futsal 21-22 November 2015 dan MGS 25 November  2015 di Auditorium UNDIKSHA.
Tema dari MGS Jurusan Teknologi Pendidikan tahun 2015 adalah “Tunjukkan Kreativitasmu dalam Semangat Harmoni” dengan tujuan kegiatan ini bisa sebagai wadah mahasiswa TP untuk mengembangkan kreativitas. Malam Gelar Seni sebagai puncak HUT Jurusan Teknologi Pendidikan yang ke-17 diawali dengan Tari Penyambutan Sekar Jagat, Pelantikkan IKA (Ikatan Keluarga Alumni) Jurusan Teknologi Pendidikan, Sambutan Ketua Jurusan sekaligus membuka acara secara resmi dengan pemotongan tumpeng, dilanjutkan dengan penampilan Mahasiswa dan Dosen Jurusan TP, pengumuman Juara Lomba MPP, Fotografi, Logo HMJ Tingkat Mahasiswa TP serta penampilan  bintang tamu “Bondres Rare Kual”. 
Semoga HUT Jurusan Teknologi Pendidikan tahun depan lebih meriah ya guys. :)


Semangat.
TP AYE.
HIDUP MAHASISWA

Posted on Jumat, Desember 04, 2015 by HMJ Teknologi Pendidikan

No comments

24 Oktober 2015


Atwi Suparman
Disampaikan dalam seminar
di Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja-Bali 
 Sabtu, 3 Oktober 2015
I.  Persepsi Masyarakat Terhadap Kita
  1. Pengajar ideal tak mudah ditemukan dan sulit diciptakan
  2. Hanya berperan sebagai pengajar, bukan pendidik
  3. Pengajar kaku sudah tidak laku
  4. Materi ajar seakan terlepas dan tidak terkait dengan kehidupan anak
  5. Pembelajaran kaku
  6. Kering
  7. Membosankan
  8. Mekanistik
  9. Tidak memotivasi
  10. Tidak menggairahkan
  11. Kasar
  12. Penilaian hasil belajar hanya berorientasi pada hasil belajar, mengabaikan makna proses belajar
  13. Hanya aspek kognitif, bukan performance/kinerja secara utuh, tidak menyentuh aspek afektif
  14. Program sertifikasi pengajar tidak mampu meningkatkan kualitas kinerja pengajar.
  15. Pengajar menggunakan jalan pintas untuk memperoleh tunjangan sertifikasi pengajar. Maraknya plagiarisme
  16. Dll, dll, dll
II. Pengajar Modern Mampu Menjadi Arsitek Pembelajaran yang Berkualitas Tinggi
1.    There is no single good way to teach
2.    Pengajar harus menjadi arsitek yang menciptakan strategi pembelajaran yang bervariasi dengan menggunakan model.
3.    Menggunakan desain pembelajaran  sebagai model prosedural.
4.    Menciptakan blue print dalam bentuk strategi pembelajaran yang variatif
5.    Memilih atau mengembangkan bahan pembelajaran yang sesuai dengan blue print
6.   Pengajar sendiri dan peserta didik menikmati dan mencintai bangunan pembelajaran hasil daya cipta sang arsitek
7.   Pengajar sendiri dan peserta didik menikmati dan mencintai bangunan pembelajaran hasil daya cipta sang arsitek
III.     Berbagai Hal Terbaik yang Dapat Dilakukan Pengajar
         
Cox dan Ingleby, dalam Walker (2001; 15)
1.    Tujuan pembelajaran yang jelas
2.    Strategi pembelajaran yang variatif dan efektif
3.    Kelas yang penuh antusias
4.    Peserta didik aktif  berkontribusi dan berkolaborasi
5.    Pembelajaran memunculkan sifat imajinatif, inovatif, dan partisipatif peserta didik
6.    Menggunakan media audio-visual
7.    Pengajar selalu berpikir menjadi pengajar terbaik di lembaganya.
8. Pengajar yang mampu memunculkan ide-ide cemerlang peserta didik untuk menggunakan materi yang dipelajarinya dalam kehidupannya
9.    Pengajar yang terlibat dalam setiap kegiatan bersama peserta didik
10. Bersikap terbuka, memberi kepercayaan yang besar bagi peserta didik untuk berhasil dan  menunjukkan kriteria yang jelas untuk penilaian tugas peserta didik
11. Bersama peserta didik menikmati seluruh kegiatan pembelajaran
12. Menjadi role model bagi peserta didik : sikap yang jujur, saling menyayangi, saling menghormati, berempati, dan tenggang rasa
IV.    Bagaimana Peran Pemerintah Pusat dan  Pemerintah Daerah dalam Menciptakan Pengajar  yang Arsitek ?
  1. Merumuskan kebijakan yang terbatas untuk memberi kebebasan bagi pengajar dalam menciptakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif
a.  Kebijakan yang terbatas tersebut hanya berbentuk rumusan tujuan pembelajaran, daftar pokok bahasan yang esensial, buku teks, dan berbagai alternatif media & alat pembelajaran
b.    Pengajar bebas menentukan berbagai macam kegiatan pembelajaran, bahan pembelajaran, metode, media (merancang strategi pembelajaran), dan mengembangkan alat penilaian hasil belajar yang otentik

    2.Tidak membuat  RESEP  pembelajaran agar tidak mengikat pengajar menjadi kaku dan mekanistik
  1. Mengendalikan kualitas pembelajaran di setiap sekolah yang melibatkan Kepala Sekolah dan Pengawas melalui mekanisme pembinaan, pengawasan dan penilaian kinerja pengajar secara periodik
  2. Menciptakan mekanisme dan penilaian kinerja pengajar yang terkait dengan tunjangan profesi
  3. Melengkapi sarana dan prasarana pembelajaran termasuk berbagai  bahan pembelajaran yang berkualitas sebagai bagian integral dari sistem pembelajaran.
  4. Menyelenggarakan pelatihan tentang materi pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi
V.     Catatan Akhir
   1. .Pembelajaran yang kreatif, sistematik, efektif, dan efisien dapat diciptakan pengajar bila menerapkan prosedur desain pembelajaran.
   2. Pengajar yang menerapkan prosedur desain pembelajaran akan terpicu meciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, menggairahkan, memotivasi diri dan peserta didik, interaktif, saling menghargai, dan santun.
   3.  Pengajar  yang bekerja sebagai arsitek pembelajaran tidak pernah kehabisan ide, kreatif, inovatif, bersemangat tinggi dalam memfasilitasi  proses pembelajaran, dan antusias dalam membantu peserta didik mencapai hasil belajar yang tinggi
    4.    Sang arsitek perlu mendapatkan pelatihan penguasaan materi pembelajaran yang lebih luas dan lebih dalam secara periodik agar sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi

Posted on Sabtu, Oktober 24, 2015 by HMJ Teknologi Pendidikan

No comments

23 Oktober 2015




Pengajar Modern Sebagai Arsitek Pembelajaran Sepanjang Waktu
Atwi Suparman
Disampaikan dalam seminar
di Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja
Bali,  Sabtu, 3 Oktober 2015
I.  Persepsi Masyarakat Terhadap Kita
  1. Pengajar ideal tak mudah ditemukan dan sulit diciptakan
  2. Hanya berperan sebagai pengajar, bukan pendidik
  3. Pengajar kaku sudah tidak laku
  4. Materi ajar seakan terlepas dan tidak terkait dengan kehidupan anak
  5. Pembelajaran kaku
  6. Kering
  7. Membosankan
  8. Mekanistik
  9. Tidak memotivasi
  10. Tidak menggairahkan
  11. Kasar
  12. Penilaian hasil belajar hanya berorientasi pada hasil belajar, mengabaikan makna proses belajar
  13. Hanya aspek kognitif, bukan performance/kinerja secara utuh, tidak menyentuh aspek afektif
  14. Program sertifikasi pengajar tidak mampu meningkatkan kualitas kinerja pengajar.
  15. Pengajar menggunakan jalan pintas untuk memperoleh tunjangan sertifikasi pengajar. Maraknya plagiarisme
  16. Dll, dll, dll

II.Pengajar Modern Mampu Menjadi Arsitek Pembelajaran yang Berkualitas Tinggi

1.    There is no single good way to teach
2.    Pengajar harus menjadi arsitek yang menciptakan strategi pembelajaran yang bervariasi dengan menggunakan model.
3.    Menggunakan desain pembelajaran  sebagai model prosedural.
4.    Menciptakan blue print dalam bentuk strategi pembelajaran yang variatif
5.    Memilih atau mengembangkan bahan pembelajaran yang sesuai dengan blue print
6.    Pengajar sendiri dan peserta didik menikmati dan mencintai bangunan pembelajaran hasil daya cipta sang arsitek
7.    Pengajar sendiri dan peserta didik menikmati dan mencintai bangunan pembelajaran hasil daya cipta sang arsitek

III.     Berbagai Hal Terbaik yang Dapat Dilakukan Pengajar
Cox dan Ingleby, dalam Walker (2001; 15)

1.    Tujuan pembelajaran yang jelas
2.    Strategi pembelajaran yang variatif dan efektif
3.    Kelas yang penuh antusias
4.    Peserta didik aktif  berkontribusi dan berkolaborasi
5.    Pembelajaran memunculkan sifat imajinatif, inovatif, dan partisipatif peserta didik
6.    Menggunakan media audio-visual
7.    Pengajar selalu berpikir menjadi pengajar terbaik di lembaganya.
8.    Pengajar yang mampu memunculkan ide-ide cemerlang peserta didik untuk menggunakan materi yang dipelajarinya dalam kehidupannya
9.    Pengajar yang terlibat dalam setiap kegiatan bersama peserta didik
10. Bersikap terbuka, memberi kepercayaan yang besar bagi peserta didik untuk berhasil dan  menunjukkan kriteria yang jelas untuk penilaian tugas peserta didik
11. Bersama peserta didik menikmati seluruh kegiatan pembelajaran
12. Menjadi role model bagi peserta didik : sikap yang jujur, saling menyayangi, saling menghormati, berempati, dan tenggang rasa

IV.    Bagaimana Peran Pemerintah Pusat dan  Pemerintah Daerah dalam Menciptakan Pengajar  yang Arsitek ?
  1. Merumuskan kebijakan yang terbatas untuk memberi kebebasan bagi pengajar dalam menciptakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif
a.    Kebijakan yang terbatas tersebut hanya berbentuk rumusan tujuan pembelajaran, daftar pokok bahasan yang esensial, buku teks, dan berbagai alternatif media & alat pembelajaran
b.    Pengajar bebas menentukan berbagai macam kegiatan pembelajaran, bahan pembelajaran, metode, media (merancang strategi pembelajaran), dan mengembangkan alat penilaian hasil belajar yang otentik
  1. Tidak membuat  RESEP  pembelajaran agar tidak mengikat pengajar menjadi kaku dan mekanistik
  1. Menyelenggarakan pelatihan tentang desain pembelajaran sambil bekerja (di tempat kerja) tanpa meninggalkan tugas
  2. Mengendalikan kualitas pembelajaran di setiap sekolah yang melibatkan Kepala Sekolah dan Pengawas melalui mekanisme pembinaan, pengawasan dan penilaian kinerja pengajar secara periodik
  3. Menciptakan mekanisme dan penilaian kinerja pengajar yang terkait dengan tunjangan profesi
  4. Melengkapi sarana dan prasarana pembelajaran termasuk berbagai  bahan pembelajaran yang berkualitas sebagai bagian integral dari sistem pembelajaran.
  5. Menyelenggarakan pelatihan tentang materi pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi

V.     Catatan Akhir
1.    Pembelajaran yang kreatif, sistematik, efektif, dan efisien dapat diciptakan pengajar bila menerapkan prosedur desain pembelajaran.
2.    Pengajar yang menerapkan prosedur desain pembelajaran akan terpicu meciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, menggairahkan, memotivasi diri dan peserta didik, interaktif, saling menghargai, dan santun.
3.    Pengajar  yang bekerja sebagai arsitek pembelajaran tidak pernah kehabisan ide, kreatif, inovatif, bersemangat tinggi dalam memfasilitasi  proses pembelajaran, dan antusias dalam membantu peserta didik mencapai hasil belajar yang tinggi
4.    Sang arsitek perlu mendapatkan pelatihan penguasaan materi pembelajaran yang lebih luas dan lebih dalam secara periodik agar sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi










Posted on Jumat, Oktober 23, 2015 by HMJ Teknologi Pendidikan

No comments