Pengajar Modern Sebagai Arsitek Pembelajaran Sepanjang
Waktu
Atwi Suparman
Disampaikan dalam seminar
di Universitas Pendidikan
Ganesha Singaraja
Bali, Sabtu, 3 Oktober 2015
I. Persepsi Masyarakat Terhadap Kita
- Pengajar ideal tak mudah ditemukan dan sulit diciptakan
- Hanya berperan
sebagai pengajar, bukan pendidik
- Pengajar kaku
sudah tidak laku
- Materi ajar
seakan terlepas dan tidak terkait dengan kehidupan anak
- Pembelajaran
kaku
- Kering
- Membosankan
- Mekanistik
- Tidak memotivasi
- Tidak menggairahkan
- Kasar
- Penilaian
hasil belajar hanya berorientasi pada hasil belajar, mengabaikan makna
proses belajar
- Hanya aspek
kognitif, bukan performance/kinerja secara utuh, tidak menyentuh aspek
afektif
- Program sertifikasi pengajar tidak mampu meningkatkan kualitas
kinerja pengajar.
- Pengajar
menggunakan jalan pintas untuk memperoleh tunjangan
sertifikasi pengajar.
Maraknya plagiarisme
- Dll, dll, dll
II.Pengajar Modern Mampu Menjadi Arsitek Pembelajaran yang
Berkualitas Tinggi
1.
There is no single good way to teach
2.
Pengajar harus menjadi arsitek yang menciptakan strategi pembelajaran yang
bervariasi dengan menggunakan model.
3.
Menggunakan
desain pembelajaran sebagai model
prosedural.
4.
Menciptakan
blue print dalam bentuk strategi pembelajaran yang variatif
5.
Memilih
atau mengembangkan bahan pembelajaran yang sesuai dengan blue print
6.
Pengajar sendiri dan peserta didik menikmati dan mencintai bangunan
pembelajaran hasil daya cipta sang arsitek
7.
Pengajar sendiri dan peserta didik menikmati dan mencintai bangunan
pembelajaran hasil daya cipta sang arsitek
III. Berbagai
Hal Terbaik
yang Dapat Dilakukan Pengajar
Cox
dan Ingleby, dalam Walker (2001; 15)
1. Tujuan
pembelajaran yang jelas
2. Strategi pembelajaran yang variatif dan efektif
3. Kelas yang penuh antusias
4. Peserta didik aktif
berkontribusi dan berkolaborasi
5. Pembelajaran memunculkan sifat imajinatif, inovatif, dan
partisipatif peserta didik
6. Menggunakan media audio-visual
7. Pengajar selalu berpikir menjadi pengajar terbaik di
lembaganya.
8. Pengajar yang mampu memunculkan ide-ide cemerlang peserta
didik untuk menggunakan materi yang dipelajarinya dalam kehidupannya
9. Pengajar yang terlibat dalam setiap kegiatan bersama
peserta didik
10. Bersikap terbuka, memberi kepercayaan yang besar bagi
peserta didik untuk berhasil dan
menunjukkan kriteria yang jelas untuk penilaian tugas peserta didik
11. Bersama peserta didik menikmati seluruh kegiatan
pembelajaran
12. Menjadi role model bagi peserta didik : sikap yang jujur,
saling menyayangi, saling menghormati, berempati, dan tenggang rasa
IV.
Bagaimana
Peran
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
dalam Menciptakan Pengajar yang
Arsitek ?
- Merumuskan
kebijakan yang terbatas untuk memberi kebebasan bagi pengajar dalam
menciptakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif
a. Kebijakan yang terbatas tersebut hanya berbentuk rumusan
tujuan pembelajaran, daftar pokok bahasan yang esensial, buku teks, dan
berbagai alternatif media & alat pembelajaran
b. Pengajar bebas menentukan berbagai macam kegiatan
pembelajaran, bahan pembelajaran, metode, media (merancang strategi
pembelajaran), dan mengembangkan alat penilaian hasil belajar yang otentik
- Tidak
membuat RESEP pembelajaran
agar tidak mengikat pengajar menjadi kaku dan mekanistik
- Menyelenggarakan
pelatihan tentang desain pembelajaran sambil bekerja (di tempat kerja)
tanpa meninggalkan tugas
- Mengendalikan
kualitas pembelajaran di setiap sekolah yang melibatkan Kepala Sekolah dan
Pengawas melalui mekanisme pembinaan, pengawasan dan penilaian kinerja
pengajar secara periodik
- Menciptakan
mekanisme dan penilaian kinerja pengajar yang terkait dengan tunjangan
profesi
- Melengkapi
sarana dan prasarana pembelajaran termasuk berbagai bahan pembelajaran yang berkualitas
sebagai bagian integral dari sistem pembelajaran.
- Menyelenggarakan
pelatihan tentang materi pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan ilmu
dan teknologi
V. Catatan Akhir
1.
Pembelajaran
yang kreatif, sistematik, efektif, dan efisien dapat diciptakan pengajar bila
menerapkan prosedur desain pembelajaran.
2.
Pengajar
yang menerapkan prosedur desain pembelajaran akan terpicu meciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan, menggairahkan, memotivasi diri dan peserta
didik, interaktif, saling menghargai, dan santun.
3.
Pengajar yang bekerja sebagai arsitek pembelajaran
tidak pernah kehabisan ide, kreatif, inovatif, bersemangat tinggi dalam
memfasilitasi proses pembelajaran, dan
antusias dalam membantu peserta didik mencapai hasil belajar yang tinggi
4.
Sang
arsitek perlu mendapatkan pelatihan penguasaan materi pembelajaran yang lebih
luas dan lebih dalam secara periodik agar sesuai dengan perkembangan ilmu dan
teknologi